MATERI JARINGAN KOMPUTER II

Senin, 05 Maret 2012 0 komentar

 MODUL JARINGAN KOMPUTER II





BAB I

ARSITEKTUR, SEJARAH, STANDARISASI DAN TREND


Zaman sekarang, Internet dan World Wide Web (WWW) sangat populer di seluruh dunia. Banyak masyarakat yang membutuhkan aplikasi yang berbasis Internet, seperti E-Mail dan akses Web melalui internet. Sehingga makin banyak aplikasi bisnis yang berkembang berjalan di atas internet. Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) merupakan protokol yang melandasi internet dan jaringan dunia. Pada bab ini, akan dijelaskan tentang protokol TCP/IP, bagaimana internet terbentuk, dan bagaimana perkembangannya kedepan.

1.1.  Model Arsitektur TCP/IP

Protokol TCP/IP terbentuk dari 2 komponen yaitu Transmission Control Protocol (TCP) dan Internet Protocol (IP).

1.1.1.      Internetworking

Tujuan dari TCP/IP adalah untuk membangun suatu koneksi antar jaringan (network), dimana biasa disebut internetwork, atau intenet, yang menyediakan pelayanan komunikasi antar jaringan yang memiliki bentuk fisik yang beragam. Tujuan yang jelas adalah menghubungkan empunya (hosts) pada jaringan yang berbeda, atau mungkin terpisahkan secara geografis pada area yang luas.










Gambar 1.1 Contoh Internet Dimana Keduanya Terlihat Dalam Sama Sebagai 1 Logikal Jaringan

Internet dapat digolongkan menjadi beberapa group jaringan, antara lain:

*      Backbone
Yaitu jaringan besar yang menghubungkan antar jaringan lainnya.
Contoh : NSFNET yang merupakan jaringan backbone dunia di Amerika, EBONE yang merupakan jaringan backbone di Eropa, dan lainnya.

*      Jaringan Regional
Contoh : jaringan antar kampus.

*      Jaringan yang bersifat komersial dimana menyediakan koneksi menuju backbone kepada pelanggannya.

*      Jaringan Lokal
Contoh : jaringan dalam sebuah kampus.

Aspek lain yang penting dari TCP/IP adalah membentuk suatu standarisasi dalam komunikasi. Tiap-tiap bentuk fisik suatu jaringan memiliki teknologi yang berbeda-beda, sehingga diperlukan pemrograman atau fungsi khusus untuk digunakan dalam komunikasi. TCP/IP memberikan fasilitas khusus yang bekerja diatas pemrograman atau fungsi khusus tersebut dari masing-masing fisik jaringan. Sehingga bentuk arsitektur dari fisik jaringan akan tersamarkan dari pengguna dan pembuat aplikasi jaringan. Dengan TCP/IP, pengguna tidak perlu lagi memikirkan bentuk fisik jaringan untuk melakukan sebuah komunikasi.
Sebagai contoh pada Gambar 1.1, untuk dapat berkomunikasi antar 2 jaringan, diperlukan komputer yang terhubung dalam suatu perangkat yang dapat meneruskan suatu paket data dari jaringan yang satu ke jaringan yang lain. Perangkat tersebut disebut router. Selain itu router juga digunakan sebagai pengarah jalur (routing).
Untuk dapat mengidentifikasikan host diperlukan sebuah alamat, disebut alamat IP (IP address). Apabila sebuah host memiliki beberapa perangkat jaringan (interface), seperti router, maka setiap interface harus memiliki sebuah IP address yang unik. IP address terdiri dari 2 bagian, yaitu :
IP address = <nomer jaringan><nomer host>


1.1.2.      Lapisan (layer) pada Protokol TCP/IP

Seperti pada perangkat lunak, TCP/IP dibentuk dalam beberapa lapisan (layer). Dengan dibentuk dalam layer, akan mempermudah untuk pengembangan dan pengimplementasian. Antar layer dapat berkomunikasi ke atas maupun ke bawah dengan suatu penghubung interface. Tiap-tiap layer memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda dan saling mendukung layer diatasnya. Pada protokol TCP/IP dibagi menjadi 4 layer, tampak pada Gambar 1.2.






Gambar 1.2. Protokol TCP/IP

*      Layer Aplikasi (Aplications)

Layer aplikasi digunakan pada program untuk berkomunikasi menggunakan TCP/IP. Contoh aplikasi antara lain Telnet dan File Transfer Protocol (FTP). Interface yang digunakan untuk saling berkomunikasi adalah nomer port dan socket.
*      Layer Transport

Layer transport memberikan fungsi pengiriman data secara end-to-end ke sisi remote. Aplikasi yang beragam dapat melakukan komunikasi secara serentak (simulaneously). Protokol pada layer transport yang paling sering digunakan adalah Transmission Control Protocol (TCP), dimana memberikan fungsi pengiriman data secara connectionoriented, pencegahan duplikasi data, congestion control dan flow control. Protokol lainnya adalah User Datagram Protocol (UDP), dimana memberikan fungsi pengiriman connectionless, jalur yang tidak reliabel. UDP banyak digunakan pada aplikasi yang membutuhkan kecepatan tinggi dan dapat metoleransi terhadap kerusakan data.



*      Layer Internetwork

Layer Internetwork biasa disebut juga layer internet atau layer network, dimana memberikan “vitual network” pada internet. Internet Protocol (IP) adalah protokol yang paling penting. IP memberikan fungsi routing pada jaringan dalam pengiriman data. Protokol lainnya antara lain : IP, ICMP, IGMP, ARP, RARP.

*      Layer Network Interface

Layer network interface disebut juga layer link atau layer datalink, yang merupakan perangkat keras pada jaringan. Contoh : IEEE802.2, X.25, ATM, FDDI, dan SNA.
Secara detail dapat digambarkan pada Gambar 1.3.

Gambar 1.3. Detail dari Model Arsitektur


1.1.3.      Aplikasi TCP/IP

Level tertinggi pada layer TCP/IP adalah aplikasi. Dimana layer ini melakukan komunikasi sehingga dapat berinteraksi dengan pengguna. Karakteristik dari protokol aplikasi antara lain:
*      Merupakan program aplikasi yang dibuat oleh pengguna, atau aplikasi yang merupakan standar dari produk TCP/IP. Contoh aplikasi yang merupakan produk dari TCP/IP antara lain :

*      TELNET, terminal interaktif untuk mengakses suatu remote pada internet.
*      FTP (File Transfer Protocol), transfer file berkecepatan tinggi antar disk.
*      SMTP (Simple Mail Transfer Protocol), sistem bersurat di internet, dll
*      Menggunakan mekanisme TCP atau UDP.
*      Menggunakan model interaksi client/server.


1.1.3.1.Model Client/Server

TCP adalah peer-to-peer, protokol yang bersifat connection-oriented. Tidak ada hubungan tuan dan budak (master/slave), tetapi banyak aplikasi yang bersifat client/server. SERVER adalah aplikasi yang memberikan pelayanan kepada user internet. CLIENT adalah yang meminta pelayanan. Aplikasi bisa memiliki bagian server dan bagian client, dimana dapat berjalan secara bersamaan dalam 1 sistem. Server merupakan progam yang dapat menerima permintaan (request), melakukan pelayanan yang diminta, kemudian mengembalikan sebagai reply. Server dapat melayani multi request bersamaan.

Gambar 1.4. Model Client-Server


Server bekerja dengan cara menunggu request pada port yang sudah terdaftar, sehingga client dapat dengan mudah mengirimkan data ke port pada server.

1.1.4.      Bridge, Router dan Gateway

Ada beberapa cara untuk memberikan koneksi ke jaringan. Pada internetworking dapat dilakukan dengan router. Pada bagian ini akan dibedakan antara bridge, router dan gateway dalam mengakses jaringan.
*      Bridge
Menghubungkan jaringan pada layer network interface dan meneruskan frame.
Bridge juga berfungsi sebagai MAC relay. Bridge juga transparant terhadap IP, artinya apabila suatu host mengirim IP datagram ke host yang lain, IP tidak akan di awasi oleh bridge dan langsung cross ke host yang dituju.
*      Router
Menghubungkan jaringa pada layer internetwork dan mengarahkan jalur paket data. Router mampu memilih jalur yang terbaik untuk pengiriman data, karena memiliki routing. Dikarenakan router tidak transparant terhadap IP, maka router akan meneruskan paket berdasarkan alamat IP dari data.
*      Gateway
Menghubungkan jaringan pada layer diatas router dan bridge. Gateway mendukung pemetaan alamat dari jaringan yang satu ke jaringan yang lain. Gateway merupakan pintu keluar suatu host menuju ke jaringan diluar.

1.2.  Standarisasi TCP/IP

TCP/IP semakin popular diantara developer dan pengguna, karena itu perlu adanya standarisasi. Standarisasi di kelola oleh Internet Architecture Board (IAB) IAB mengacu pada Internet Engineering Task Force (IETF) untuk membuat standar baru. Dimana standarisasi menggunakan RFC. Untuk Internet Standar Process, menggunakan RFC 2026 – The Internet Standard Process – Revision 3, dimana didalamnya berisi tentang protokol, prosedur, dan konvensi yang digunakan dari oleh internet.

1.2.1.      Request For Comment (RFC)

Internet Protocol suite masih dikembangkan dan perkembangannya menggunakan mekanisme Request For Comment (RFC). Protokol baru yang dikembangkan oleh peneliti akan diajukan dalam bentuk Internet Draft (ID). Kemudian akan di evaluasi oleh IAB. Apabila disetujui maka akan lahir RFC dengan seri baru untuk aplikasi atau protokol tersebut, sehingga developer dapat menggunakan standar tersebut.

1.2.2.      Internet Standard

Proposal standar, draft standar, dan protokol standar merupakan bagian dari Internet Standard Track. Setelah proposal diakui maka proposal tersebut akan memiliki nomer, yang disebut standard number (STD). Contoh : Domain Name Systems (DNS) menggunakan STD13 dan dijelaskan pada RFC 1034 dan 1035, sehingga dapat dituliskan “STD-13/RFC1034/RFC1035”.

1.3.  Internet Masa Depan

Mencoba untuk memperkirakan penggunaan internet dimasa mendatang adalah tidak mudah. Karena itu pada bagian ini akan diberikan contoh kecil penggunaan internet untuk masa depan.

1.3.1.      Aplikasi Multimedia

Penggunaan bandwidth semakin lama akan semakin efisien, banyak teknologi yang dapat digunakan untuk mengatur penggunaan bandwidth salah satunya Dense Wave Division Multiplexing (DWDM). Penggunaan bandwidth banyak digunakan pada aplikasi multimedia, antara lain Voice over Internet Protocol (VoIP) dan masih banyak lagi lainnya, bahkan untuk video conference. Sekarang untuk mendengarkan lagu dengan internet sudah dapat kita rasakan, dan dikedepannya akan dimungkinkan semua perangkat terkoneksi melalui internet dan masih banyak lagi lainnya. Atau mungkin anda sendiri akan diberi IP Address.

1.3.2.      Penggunaan Untuk Komersial

Penggunaan teknologi Virtual Private Networking (VPN) semakin banyak digunakan oleh perusahaan. VPN digunakan untuk mengamankan komunikasi yang digunakan oleh sebuah perusahaan. Misal untuk Virtual meeting.

1.3.3.      Wireless Internet

Penggunaan aplikasi tanpa kabel sangat meningkatkan mobilitas seseorang, sehingga kebutuhan internet wireless akan semakin populer. Dengan adanya teknologi bluetooth, Wifi IEEE802.11, Wi-MAX dan yang lainnya akan mendukung internet tanpa kabel.





































BAB II

MODEL REFERENSI OSI


OSI adalah referensi komunikasi dari Open System Interconnection. OSI model digunakan sebagai titik referensi untuk membahas spesifikasi protokol.

2.1.    Layer pada OSI

OSI model terdiri dari 7 layer. Dimana bagian atas dari layernya (layer 7,6,dan 5) difokuskan untuk bentuk pelayanan dari suatu aplikasi. Sedangkan untuk layer bagian bawahnya (layer 4, 3, 2 dan 1) berorientasikan tentang aliran data dari ujung satu ke ujung yang lainnya.

Tabel 2.1. Model Referensi OSI

Nama Layer
Fungsi
Contoh
Aplikasi
(layer 7)
Aplikasi yang saling berkomunikasi antar komputer. Aplikasi layer mengacu pada pelayanan komunikasi pada suatu aplikasi.
Telnet, HTTP, FTP, WWW Browser, NFS, SMTP, SNMP
Presentasi
(Layer 6)
Pada layer bertujuan untuk mendefinisikan format data, seperti ASCII text, binary dan JPEG.
JPEG, ASCII, TIFF, GIF, MPEG, MIDI
Sesi
(Layer 5)
Sesi layer mendefinisikan bagaimana memulai, mengontrol dan mengakhiri suatu percakapan (biasa disebut session)
RPC, SQL, NFS, SCP
Transport
(Layer 4)
Pada layer 4 ini bisa dipilih apakah menggunakan protokol yang mendukung error-recovery atau tidak. Melakukan multiplexing terhadap data yang datang, mengurutkan data yang datang apabila datangnya tidak berurutan.
TCP, UDP, SPX
Network
(Layer 3)
Layer ini mendefinisikan pengiriman data dari ujung ke ujung. Untuk melakukan pengiriman pada layer ini juga melakukan pengalamatan. Mendifinisikan pengiriman jalur (routing).
IP, IPX, Appletalk DDP
Data Link
(layer 2)
Layer ini mengatur pengiriman data dari interface yang berbeda. Semisal pengiriman data dari ethernet 802.3 menuju ke High-level Data Link Control (HDLC), pengiriman data WAN.
IEEE 802.2/802.3, HDLC, Frame relay, PPP, FDDI, ATM
Physical
(Layer 1)
Layer ini mengatur tentang bentuk interface yang berbeda-beda dari sebuah media transmisi. Spesifikasi yang berbeda misal konektor, pin, penggunaan pin, arus listrik yang lewat, encoding, sumber cahaya dll
EIA/TIA-232, V35, EIA/TIA- 449, V.24, RJ45, Ethernet, NRZI, NRZ, B8ZS


2.2.    Konsep dan Kegunaan Layer

Banyak kegunaan yang didapat dari pembagian fungsi menjadi yang lebih kecil atau yang disebut layer. Kegunaan yang pasti adalah mengurangi kompleksitas, sehingga dapat didefinisikan lebih detil.
Contoh kegunaannya antara lain:
*      Manusia dapat membahas dan mempelajari tentang protokol secara detil
*      Membuat perangkat menjadi bentuk modular, sehingga pengguna dapat menggunakan hanya modul yang dibutuhkan
*      Membuat lingkungan yang dapat saling terkoneksi
*      Mengurangi kompleksitas pada pemrograman sehingga memudahkan produksi
*      Tiap layer dapat diberikan pembuka dan penutup sesuai dengan layernya
*      Untuk berkomunikasi dapat dengan segera menggunakan layer dibawahnya.


2.2.1.      Layer Aplikasi

Pada layer ini berurusan dengan program komputer yang digunakan oleh user. Program komputer yang berhubungan hanya program yang melakukan akses jaringan, tetapi bila yang tidak berarti tidak berhubungan dengan OSI.
Contoh: Aplikasi word processing, aplikasi ini digunakan untuk pengolahan text sehingga program ini tidak berhubungan dengan OSI. Tetapi bila program tersebut ditambahkan fungsi jaringan misal pengiriman email, maka aplikasi layer baru berhubungan disini. Sehingga bila digambar dapat digambar seperti Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Layer Aplikasi
2.2.2.      Layer Presentasi

Pada layer ini bertugan untuk mengurusi format data yang dapat dipahami oleh berbagai macam media. Selain itu layer ini juga dapat mengkonversi format data, sehingga layer berikutnya dapat memafami format yang diperlukan untuk komunikasi.
Contoh format data yang didukung oleh layer presentasi antara lain : Text, Data, Graphic, Visual Image, Sound, Video. Bisa digambarkan seperti pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Format data pada layer presentasi

Selain itu pada layer presentasi ini juga berfungsi sebagai enkripsi data.

2.2.3.      Layer Sesi (Session)

Sesi layer mendefinisikan bagaimana memulai, mengontrol dan mengakhiri suatu percakapan (biasa disebut session). Contoh layer session : NFS, SQL, RPC, ASP, SCP.

Gambar 2.3 Mengkoordinasi Berbagai Aplikasi Pada Saat Berinteraksi Antar Komputer


2.2.4.      Layer Transport

Pada layer 4 ini bisa dipilih apakah menggunakan protokol yang mendukung error-recovery atau tidak. Melakukan multiplexing terhadap data yang datang, mengurutkan data yang datang apabila datangnya tidak berurutan. Pada layer ini juga komunikasi dari ujung ke ujung (end-to-end) diatur dengan beberapa cara, sehingga urusan data banyak dipengaruhi oleh layer 4 ini.

Gambar 2.4 Fungsi Transport Layer


Fungsi yang diberikan oleh layer transport :
*      Melakukan segmentasi pada layer atasnya
*      Melakukan koneksi end-to-end
*      Mengirimkan segmen dari 1 host ke host yang lainnya
*      Memastikan reliabilitas data


2.2.4.1.  Melakukan Segmentasi Pada Layer Atasnya

Dengan menggunakan OSI model, berbagai macam jenis aplikasi yang berbeda dapat dikirimkan pada jenis transport yang sama. Transport yang terkirim berupa segmen persegmen. Sehingga data dikirim berdasarkan first-come first served.

Gambar 2.5 Segmentasi pada layer transport


2.2.4.2.  Melakukan Koneksi End-To-End

Konsepnya, sebuah perangkat untuk melakukan komunikasi dengan perangkat lainnya, perangkat yang dituju harus menerima koneksi terlebih dahulu sebelum mengirimkan atau menerima data.
Proses yang dilakukan sebelum pengiriman data, seperti pada Gambar 2.6:
*      Pengirim (sender) mengirimkan sinyal Synchronize terlebih dulu ke tujuan
*      Penerima (receiver) mengirimkan balasan dengan sinyal Negotiate Connection
*      Penerima mengirimkan Synchronize ulang, apa benar pengirim akan mengirimkan data
*      Pengirim membalas dengan sinyal Acknowledge dimana artinya sudah siap untuk mengirimkan data
*      Connection establish
*      Kemudian segmen dikirim



Gambar 2.6 Proses pembentukan koneksi


2.2.4.3.  Mengirimkan Segmen Dari 1 Host Ke Host Yang Lainnya

Proses pengiriman yang terjadi pada layer transport berupa segmen, sedangkan pada layer bawahnya berupa paket dan pada layer 2 berupa frame dan dirubah menjadi pengiriman bit pada layer 1. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.7

Gambar 2.7 Pengiriman Segmen, Paket, Frame, dan Bit


2.2.4.4.  Memastikan Reliabilitas Data

Pada waktu pengiriman data sedang berjalan, kepadatan jalur bisa terjadi (congestion). Alasan terjadinya congestion antara lain: komputer berkecepatan tinggi mengirimkan data lebih cepat dari pada jaringannya, apabila beberapa komputer mengirimkan data ke tujuan yang sama secara simultan. Untuk mengatasi hal tersebut setiap perangkat dilengkapi dengan yang namanya control aliran (flow control). Dimana apabila ada pengirim yang mengirimkan data terlalu banyak, maka dari pihak penerima akan mengirmkan pesan ke pengirim bahwa jangan mengirim data lagi, karena data yang sebelumnya sedang di proses. Dan apabila telah selesai diproses, sipenerima akan mengirimkan pesan ke pengirim untuk melanjutkan pengiriman data. Ilustrasi flow control dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Flow Control

Dinamakan data yang reliabel artinya paket data datang sesuai dengan urutan pada saat dikirimkan. Protokol akan gagal apabila terjadi paket yang hilang, rusak, terjadi duplikasi, atau menerima paket data dengan urutan yang berbeda. Untuk memastikan data yang terkirim, si penerima harus mengirimkan acknowledge untuk setiap data yang diterima pada segmen.
Contoh: Pengirim mengirimkan data dengan format window segmen sebesar 1, maka penerima akan mengirimkan acknowledge no 2. Apabila pengirm mengirimkan data dengan format window segmen sebesar 3, maka penerima akan mengirimkan acknowledge no 4 apabila penerimaan data benar. Ilustrasi dapat dilihar di Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Sistem Windowing


Teknik konfirmasi data dengan acknowledge bekerja mengirimkan informasi data mana yang terjadi kesalahan. Contoh pada Gambar 2.10 apabila data nomer 5 yang rusak maka si penerima akan memberikan acknowledge ke pengirim no 5, dan si pengirim akan mengirmkan ulang data segmen no 5.


Gambar 2.10 Acknowledge
2.2.5.      Layer Network

Fungsi utama dari layer network adalah pengalamatan dan routing. Pengalamatan pada layer network merupakan pengalamatan secara logical, Contoh penggunaan alamat IP seperti pada Gambar 2.11.


Gambar 2.11 Pengalamat Logic Dan Fisik


Routing digunakan untuk pengarah jalur paket data yang akan dikirim. Dimana routing ada 2 macam yaitu Routed dan Routing Protocol.

Gambar 2.12 Untuk Menuju Ke Tujuan Lain Menggunakan Routing
2.2.6.      Layer Data Link

Fungsi yang diberikan pada layer data link antara lain :
*      Arbitration yaitu pemilihan media fisik
*      Addressing yaitu pengalamatan fisik
*      Error detection yaitu menentukan apakah data telah berhasil terkirim
*      Identify Data Encapsulation yaitu menentukan pola header pada suatu data

2.2.6.1.  Arbitrasi

Penentuan waktu pengiriman data yang tepat apabila suatu media sudah terpakai, hal ini perlu melakukan suatu deteksi sinyal pembawa. Pada Ethernet menggunakan metode Carrier Sense Multiple Access / Collision Detection (CSMA/CD).


Gambar 2.13 CSMA/CD


Pada jaringan yang dapat melakukan akses secara bersamaan simultan. Maka bila Host A mengirimkan data ke Host D, maka Host B dan C akan melakukan deteksi jalur, dan apabila jalur sedang dipakai maka Host B dan C akan menunggu terlebih dahulu. Hal ini dapat mencegah terjadinya collision. Ilustrasi seperti pada Gambar 2.14.



Gambar 2.14 Collision


2.2.6.2.  Addressing

Pengalamatan yang dilakukan pada layer data link bersifat fisik, yaitu menggunakan Media Access Control (MAC). MAC ditanamkan pada interface suatu perangkat jaringan. MAC berukuran 48bit dengan format 12 heksadesimal.


 

Gambar 2.15 Media Access Control (MAC)



2.2.6.3.  Error Detection

Teknik yang digunakan adalah Frame Check Sequence (FCS) dan Cyclic Redundancy Check (CRC).

2.2.6.4.  Identify Data Encapsulation

Mengidentifikasikan format data yang lewat apakah termasuk ehternet, token ring, framerelay dan sebagainya.

Tabel 2.2 Tipe Protokol Encoding

Protokol Data Link
Bagian (Field)
Header
Ukuran
802.3 Ethernet
802.5 Token Ring
DSAP
Header 802.2
1 byte
802.3 Ethernet
802.5 Token Ring
SSAP
Header 802.2
1 byte
802.3 Ethernet
802.5 Token Ring
Protocol Type
Header SNAP
2 byte
Ethernet (DIX)
Ethertype
Header Ethernet
2 byte
HDLC
Cisco proprietary
Extra Cisco Header
2 byte
Frame Relay RFC 2427
NLPID
RFC1490
1 byte
Frame Relay RFC 2427
L2 / L3 protocol ID
Q.933
2 byte / ID
Frame Relay RFC 2427
SNAP Protocol Type
Header SNAP
2 bye


2.3.    Interaksi antar Layer pada OSI

Proses bagaimana komputer berinteraksi dengan menggunakan layer pada OSI, mempunyai dua fungsi umum, antara lain :
*      Tiap layer memberikan pelayanan pada layer di atasnya sesuai dengan spesifikasi protokolnya
*      Tiap layer mengirimkan informasi komunikasi melalui software dan hardware yang sama antar komputer.


Komunikasi antar komputer pada OSI layer dapat digambarkan seperti Gambar 2.16.

Gambar 2.16 Komunikasi antar Komputer pada OSI Layer


Sebuah data dibuat oleh aplikasi pada host A, contoh seseorang menuliskan email. Pada tiap layer ditambahkan header dan dilanjutkan ke layer berikutnya (langkah 1 Gambar 2.16). Contoh : pada layer transport menyalurkan data dan header yang ditambahkannya ke layer network, sedangkan pada layer network ditambahkan header alamat tujuannya supaya data bisa sampai pada komputer tujuannya. Setelah aplikasi memuat data, software dan hardware pada komputer menambahkan header dan trailernya. Pada layer fisik dapat menggunakan medianya untuk mengirimkan sinyal untuk transmisi (langkah 2 Gambar 2.16). Disisi penerima (langkah 3 Gambar 2.16), Host B mulai mengatur interaksi antar layer pada host B. Panah keatas (langkah 4 Gambar 2.16) menunjukkan proses pemecahan header dan trailer sehingga pada akhirnya data dapat diterima oleh pengguna di host B. Apabila komunikasi yang terjadi antar 2 komputer masih harus melewati suatu media tertentu, semisal router. Maka bentuk dari interaksi OSI layer dapat dilihat seperti Gambar 2.17.





Gambar 2.17 Interaksi OSI Layer pada komunikasi melalui sebuah perantara, misal Router


2.4.    Model referensi OSI dan TCP/IP

Apabila dibandingkan antara model OSI dan model TCP/IP dapat digambarkan pada Gambar 2.20.
Gambar 2.20 Perbandingan model OSI dan TCP/IP
BAB III

PERANGKAT JARINGAN


Bab ini berisikan tentang berbagai macam perangkat jaringan yang dapat dilalui oleh protocol TCP/IP, begitu juga dengan media transmisi yang digunakan hingga perangkat penyalurnya.


 
Gambar 3.1 Internetworking (WAN, MAN, LAN)

Gambar 3.2 Perbandingan Jaringan Komputer


3.1.    Network Interface

3.1.1.      Local Area Network (LAN)

LAN adalah jaringan komputer yang mencover area lokal, seperti rumah, kantor atau group dari bangunan. LAN sekarang lebih banyak menggunakan teknologi berdasar IEEE 802.3 Ethernet switch, atau dengan Wi-Fi. Kebanyakan berjalan pada kecepatan 10, 100, atau 1000 Mbps. Perbedaan yang menyolok antara Local Area Network (LAN) dengan Wide Area Network (WAN) adalah menggunakan data lebih banyak, hanya untuk daerah yang kecil, dan tidak memerlukan sewa jaringan.
Walaupun sekarang ethernet switch yang paling banyak digunakan pada layer fisik dengan menggunakan TCP/IP sebagai protokol, setidaknya masih banyak perangkat lainnya yang dapat digunakan untuk membangun LAN. LAN dapat dihubungkan dengan LAN yang lain menggunakan router dan leased line untuk membentuk WAN. Selain itu dapat terkoneksi ke internet dan bisa terhubung dengan LAN yang lain dengan menggunakan tunnel dan teknologi VPN. Perangkat yang banyak digunakan LAN :


 
Gambar 3.3 Perangkat LAN


Teknologi yang digunakan pada LAN :
Gambar 3.4 Teknologi LAN

3.1.1.1.  Ethernet dan IEEE 802.x Local Area Network

Perangkat jaringan yang paling banyak digunakan dengan standarisasi IEEE 802.3, format data dapat dilihat pada Gambar 3.5.


 
 
Gambar 3.5 Format frame untuk Ethernet dan IEEE 802.3


Pada layer data link digunakan IEEE 802.2 yaitu Logical Link Controler (LLC) dimana digunakan pada Media Access Control (MAC). Beberapa teknologi Ethernet antara lain seperti pada Gambar 3.6.


 

Gambar 3.6 Ethernet IEEE 802.3
Untuk teknologi Ethernet digunakan format : [ x ][ y ][ z ]
Contoh: 10BaseT, dimana artinya 10, adalah kecepatan dengan satuan Mbps. Selain 10 ada juga 100, 1000 Base, adalah teknologi yang digunakan berupa Baseband. Selain itu ada juga Broadband T, adalah Twisted Pair, dimana media yang digunakan adalah kabel berpilin (twisted pair).

3.1.1.1.1.    Ethernet - 10Base-5
Disebut juga sebagai teknologi thick ethernet. Dimana perangkat yang digunakan seperti pada Gambar 3.3. Teknologi ini digunakan pada jaringan Token Ring (IEEE 802.5), dimana jaringan yang terbentuk seperti lingkaran.

Gambar 3.7 Ethernet 10Base5

Keterangan :

*      Tap : tidak perlu memotong kabel
*      Transceiver : digunakan sebagai pengirim / penerima, collision detection, dan isolasi electric
*      AUI : Attachment User Interface
*      Digunakan untuk jaringan backbone
*      Jarak maksimum untuk tiap segmen = 500m
*      Jumlah maksimum host per segmen = 100
*      Jarak minimum antar 2 station = 2.5m
*      Jarak maksimum antar 2 station = 2.8km



3.1.1.1.2.    Ethernet - 10Base-2
Disebut juga sebagai teknologi thin ethernet. Dimana perangkat yang digunakan seperti pada Gambar 3.4.


 
Gambar 3.8 Ethernet 10Base2

Keterangan :

*      Menggunakan BNC konektor
*      Digunakan pada LAN perkantoran
*      Jarak maksimum segmen = 185m
*      Jumlah maksimum station per segmen = 30
*      Jarak minimum antar 2 station = 0.5m
*      Jarak maksimum antar 2 station = 925m

3.1.1.1.3.    Ethernet - 10Base-T

Teknologi jaringan untuk LAN dimana menggunakan hub sebagai repeater. Ilustrasi Ethernet 10BaseT seperti pada Gambar 3.5.

Gambar 3.9 Ethernet 10BaseT

Apabila menggunakan T berarti menggunakan media Twisted Pair, dan bila menggunakan F berarti menggunakan media Fiber Optic. Untuk perangkat disisi pengguna disebut juga Network Interface Card (NIC).

3.1.1.1.4.    Ethernet - 10Base-F
Teknologi yang menggunakan fiber optic dan banyak digunakan untuk menghubungkan antar gedung. Jarak maksimum segmen yang diperbolehkan adalah 2000m.
3.1.1.1.5.    Fast Ethernet 100Base-T2

Data dikirimkan melalui 2 pasang kabel tembaga
3.1.1.1.6.    Fast Ethernet – 100Base-T4
Jaringan ethernet dengan kecepatan hingga 100 (fast ethernet). Jarak maksimum per segmen adalah 100m dengan menggunakan kabel twisted pair kategori 3.
3.1.1.1.7.    Fast Ethernet – 100Base-TX
Jaringan ehternet berkecepatan tinggi 100Mbps. Jarak maksimum persegmen adalah 100m full duplex. Jaringan ini menggunakan kabel twisted pair.
3.1.1.1.8.    Fast Ethernet – 100Base-FX
Jaringan ehternet berkecepatan tinggi 100Mbps. Jarak maksimum per segmen adalah 2000m full duplex dengan menggunakan media fiber optik.


3.1.1.1.9.    Fast Ethernet - 100Base-SX
Jaringan ethernet menggunakan 2 kabel fiber optik untuk transmit dan receive dengan jarak maksimum 300m.
3.1.1.1.10.           Fast Ethernet - 100Base-BX
Jaringan ethernet menggunakan 1 kabel fiber optik dengan tipe singlemode.
3.1.1.1.11.           Gigabit Ethernet – 1000Base-SX
Jaringan ethernet dengan kecepatan 1000Mbps. Dengan menggunakan media fiber optik dengan jarak maksimum per segmen 550m. Fiber optik yang digunakan adalah tipe multimode (50, 62.5 mikron).
3.1.1.1.12.           Gigabit Ethernet – 1000Base-LX
Jaringan ethernet dengan kecepatan 1000Mbps. Dengan menggunakan media fiber optik dengan jarak maksimum per segmen hingga 5000m. Fiber optik yang digunakan adalah tipe singlemode (10 mikron) atau multimode (50, 62.5 mikron)
3.1.1.1.13.           Gigabit Ethernet – 1000Base-CX
Jaringan ethernet dengan kecepatan 1000Mbps. Dengan menggunakan media kabel Twisted Pair yaitu 2 pasang STP. Jarak maksimum per segmen adalah 25m.
3.1.1.1.14.           Gigabit Ethernet – 1000Base-TX
Jaringan ethernet dengan kecepatan 1000Mbps. Dengan menggunakan media kabel Twisted Pair yaitu 4 pasang UTP. Jarak maksimum per segmen adalah 100m.
3.1.1.1.15.           Hub, Switch dan Router
Perangkat yang digunakan untuk teknologi ini antara lain:
*      Hub, Repeater: perangkat ini bekerja pada layer 1
*      Switch, bridge: perangkat ini bekerja pada layer 2
*      Router: perangkat ini bekerja pada layer 3

Sehingga menurut OSI layer perangkat yang dapat digunakan seperti pada Gambar 3.10.

Gambar 3.10 Perangkat Jaringan sesuai dengan Layer


Perbedaan cara kerja Hub dan Switch dapat dilihat pada Gambar 3.11 dan Gambar 3.12.

Gambar 3.11 Cara kerja HUB

Gambar 3.12 Cara kerja Switch

3.1.1.2. Token Ring


Token Ring dikembangkan oleh IBM pada tahun 1980 dan menjadi standar IEEE 802.5. Menjadi berkembang setelah melebihi kemampuan dari 10Base-T. Token ring merupakan jaringan bertopologi star, dengan Multistation Access Unit (MAU) sebagai pusat jaringan. MAU berfungsi seperti HUB hanya saja data bergerak dengan 1 arah. Data bergerak seperti lingkaran pada MAU.

Gambar 3.13 Token Ring

Untuk mengakses jaringan diperlukan yang namanya token. Token dilempar ke jaringan dan akan menerima data dengan dikirimkan kembali ke token si pengirim. Dengan adanya teknologi switch pada Ethernet, token ring menjadi tidak banyak digunakan.

3.1.1.3. Fiber Distribution Data Interface (FDDI)

FDDI merupakan standar untuk jaringan fiber optik dengan kecepatan 100Mbps. Pada OSI Model FDDI diilustrasikan seperti pada Gambar 3.14. RFC yang menerangkan FDDI adalah RFC 1188. FDDI bekerja dengan menggunakan 2 jalur berbentuk RING, dimana apabila terjadi kerusakan pada suatu station maka pada station sebelumnya akan membuat loopback sehingga jaringan tidak terputus.


Gambar 3.14 Cara kerja FDDI

3.1.2.      Wide Area Network (WAN)

WAN adalah jaringan komputer dimana memiliki cakupan daerah yang lebih luas. Contoh dari WAN adalah internet.





Perangkat yang digunakan untuk jaringan WAN


Gambar 3.15 Perangkat WAN


Cara menghubungkan perangkat WAN ada 2 macam yaitu, menghubungkan langsung secara point-to-point atau melalui perangkat swithing lainnya.

Gambar 3.16 Cara menghubungkan perangkat WAN









Sedangkan pada bentuk fisiknya perangkat WAN akan disambungkan seperti berikut :
Gambar 3.17 Bentuk sambungan fisik perangkat WAN

Contoh perangkat WAN :
3.1.2.1. Serial Line IP (SLIP)

SLIP merupakan standar yang digunakan pada jaringan point-to-point dengan koneksi serial dimana berjalan protokol TCP/IP, diterangkan pada RFC 1055. Protokol ini telah diganti oleh Point-to-Point Protocol (PPP). Contoh koneksi yang menggunakan SLIP adalah hubungan antar PC dengan menggunakan null-modem.

3.1.2.2. Point-to-Point Protocol (PPP)

PPP diterangkan di standard protocol nomer 51, dan RFC 1661 dan RFC 1662. PPP memiliki 3 komponen inti, yaitu :
*      Menggunakan enkapsulasi datagram melalui link serial
*      Link Control Protocol digunakan untuk menyambungkan, menkonfigurasi, dan testing koneksi data link
*      Network Control Protocol digunakan untuk menghubungkan protokol yang berbeda.


Phase yang dilakukan untuk membuat koneksi dengan PPP yaitu:
*      Pembentukan link dan negosiasi konfigurasi
*      Mengukur kualiti dari link
*      Authentikasi
*      Negosiasi configurasi protokol layer Network
*      Pemutusan link
*      Untuk media yang lainnya PPP menggunakan enkapsulasi melalui PPP.

Perangkat yang biasa digunakan pada komunikasi PPP antara lain modem.
Gambar 3.18 Modem


Komunikasi yang dilakukan dengan modem dapat dilakukan seperti Gambar 3.19.


 
Gambar 3.19 Koneksi menggunakan Modem



3.1.2.3. Integrated Services Digital Network (ISDN)

Komunikasi ini menggunakan enkapsulasi PPP melalui ISDN, dimana dibahas pada RFC1618. ISDN Basic Rate Interface (BRI) mendukung 2 B-Channel dengan kapasitas 64kbps dan 16kbps D-Channel digunakan untuk kontrol informasi. B-Channel hanya bisa digunakan untuk voice saja atau data saja. ISDN Primary Rate Interface (PRI) mendukung beberapa B-Channel (biasanya 30) dan 64kbps D-Channel. Perangkat ISDN menggunakan tipe perangkat DCE/DTE.

3.1.2.4. X.25

Enkapsulasi IP melalui X.25 didokumentasikan di RFC1356. X.25 merupakan interface penghubung antara host dengan packet switching, dan banyak digunakan pada ISDN.
Layer pada X.25:
*      Physical
*      Merupakan interface antar station dengan node
*      DTE pada perangkat user
*      DCE pada node
*      Menggunakan X.21
*      Merupakan sequence dari frame
*      Link
*      Link Access Protocol Balance (LAPB), merupakan bagian dari HDLC
*      Packet
*      Merupakan eksternal virtual circuit
*      Merupakan logical circuit antar subscriber

Penggunaan X.25 dapat dilihat pada Gambar 3.20.


Gambar 3.20 Penggunaan X.25

3.1.2.5. Frame Relay

Frame Relay merupakan pengembangan dari X.25.
Karakteristik frame relay :
*      Call Control dilakukan pada koneksi logical
*      Multiplexing dan switching dilakukan di layer 2
*      Tidak ada flow control dan error control pada setiap hop
*      Flow control dan error control dilakukan di layer atasnya
*      Menggunakan single data frame.

3.1.2.6. PPP over SONET dan SDH Circuit

Synchronous Optical Network disingkat SONET, Synchronous Digital Hierarchy disingkat SDH link, koneksi PPP over SONET atau SDH didokumentasikan di RFC1619. Kecepatan dasar dari PPP over SONET/SDH adalah STS-3c/STM-1 pada kecepatan 155.52 Mbps.



3.1.2.7. Asynchronous Transfer Mode (ATM)

ATM mengirimkan data secara potongan diskrit. Memiliki koneksi multi logical melalui koneksi fisik tunggal. Paket ATM yang terkirim pada koneksi logic disebut cell. ATM mampu meminimalis error dan flow control. ATM memiliki data rate 25.6Mbps sampai 622.08Mbps.

3.2. Media Transmisi

3.2.1. Media Terarah (Guided Transmission Data)

Suatu media yang digunakan untuk mengirimkan data, dimana arah ujung yang satu dengan ujung yang lainnya sudah jelas, contoh : kabel.

3.2.1.1.    Coaxial

Kabel data yang menggunakan material tembaga dimana terdapat 2 bagian yaitu :
*      Kabel inti ditengah
*      Kabel serabut disisi samping dengan dipisahkan oleh suatu isolator

Gambar 3.21 Kabel Coaxial

Kabel ini menggunakan konektor Bayonet Nut Connector (BNC)

3.2.1.2.    Twisted Pair

Kabel berpilin (Twisted Pair), menggunakan kabel berpasangan dimana tujuannya untuk menghilangkan efek crosstalk. Banyak digunakan untuk jaringan LAN, dikarenakan mampu mengirimkan bandwidth dengan jumlah yang besar.


 
Gambar 3.22 Twisted Pair

Kabel ini menggunakan konektor seri Registered Jack (RJ), dan tergantung dari jenis kategorinya. Untuk kategori 2 menggunakan RJ11 sedangkan untuk kategori 5 keatas menggunakan RJ45.

Tabel 3.1 Daftar Kategori Kabel Berpilin
Kategori (Category)
Data rate maksimum
Penggunaan
CAT 1
1 Mbps (1MHz)
Analog voice, ISDN
CAT 2
4 Mbps
Token Ring
CAT 3
16 Mbps
Voice dan data 10BaseT
CAT 4
20 Mbps
16 Mbps Token Ring
CAT 5
100Mbps
1000Mbps (4 pasang)
ATM
CAT 5E
1000Mbps
Ethernet
CAT 6
Mencapai 400MHz
Superfast broadband
CAT 6E
Mencapai 500MHz
10GBaseT
CAT 7
Mencapai 1.2GHz
Full Motion Video Teleradiology

Jenis kabel berpilin menurut pelindungnya dibagi menjadi :
*      Unshielded Twisted Pair (UTP)

Gambar 3.23 UTP



*      Shielded Twisted Pair (STP)


 
Gambar 3.24 STP

*      Screened Shielded Twisted Pair (S/STP)


 
Gambar 3.25 S/STP

*      Screened Unshielded Twisted Pair (S/UTP) / Foiled Twisted Pair (FTP)


 
Gambar 3.26 S/UTP



Untuk pemasangan kabelnya mengikuti aturan TIA/EIA-586-A/B


 
Gambar 3.27 TIA/EIA-586-B



Gambar 3.28 TIA/EIA-586-A


Apabila kedua ujung menggunakan aturan yang sama, kabel tersebut disebut Straight-Through, sedangkan bila berbeda disebut Cross-Over.

3.2.1.3.    Fiber Optic

Jenis kabel yang satu ini tidak menggunakan tembaga (cooper), melainkan serat optik. Dimana sinyal yang dialirkan berupa berkas cahaya. Mampu mengirimkan bandwidth lebih banyak. Banyak digunakan untuk komunikasi antar Backbone, LAN dengan kecepatan tinggi.



 




Gambar 3.29 (a) Tampak samping, (b) FO dengan 3 core

Berdasarkan jumlah sumber cahaya yang masuk pada core FO, kabel FO dibagi menjadi 2 yaitu:
*      Multimode, jumlah sumber lebih dari 1. Menggunakan diameter core dengan ukuran 50 micron – 100 micron
*      Singlemode, jumlah sumber 1. Menggunakan diameter core dengan ukuran 2 – 8 micron
Tabel 3.2 Tipe Konektor FO

Connector
Insertion Loss
Repeatability
Tipe Fiber
Kegunaan
FC
0.50-1.00 dB
0.20 dB
SM, MM
Datacom, Telecommunications
FDDI
0.20-0.70 dB
0.20 dB
SM, MM
Fiber Optic Network
LC
0.15 db (SM) 0.10 dB (MM)
0.2 dB
SM, MM
High Density Interconnection
MT Array
0.30-1.00 dB
0.25 dB
SM, MM
High Density Interconnection
SC
0.20-0.45 dB
0.10 dB
SM, MM
Datacom
SC Duplex
0.20-0.45 dB
0.10 dB
SM, MM
Datacom
ST
Typ. 0.40 dB (SM) Typ. 0.50 dB (MM)
Typ. 0.40 dB (SM)Typ. 0.20 dB (MM)
SM, MM
Inter-/Intra-Building, Security, Navy

3.2.2.          Media Tidak Terarah (Un-Guided Transmission Data)

Suatu media yang digunakan untuk mengirimkan data, dimana arah ujung yang satu dengan ujung yang lainnya tersebar, contoh : nirkabel (wireless).
Komunikasi ini mengirimkan sinyal ke udara berdasarkan spektrum elektromagnetik.


 
Gambar 3.30 Spektrum Elektromagnetik

3.2.2.1.    Transmisi Radio

Perkembangan teknologi komunikasi radio sangat pesat, penggunaan wireless-LAN sudah semakin populer. Untuk mengirimkan data menggunakan komunikasi radio ada beberapa acara yaitu :
*      Memancarkan langsung, sesuai dengan permukaan bumi
*      Dipantulkan melalui lapisan atmosfir



Gambar 3.31 Komunikasi radio

Komunikasi radio ini menggunakan frekuensi khusus supaya tidak mengakibatkan interference dengan penggunaan frekuensi lainnya, frekuensi yang boleh digunakan disebut ISM band. ISM singkatan dari Industrial, Scientific and Medical. Frekuensi yang bisa digunakan antara lain :
*      900 MHz
*      2.4 GHz
*      5.8 GHz


 
Gambar 3.32 ISM Band

Contoh penggunaan perangkat Wireless-LAN seperti pada Gambar 3.33.


Gambar 3.33 Perangkat Wireless-LAN

3.2.2.2.    Komunikasi Satelit

Komunikasi ini digunakan untuk komunikasi jarak jauh atau antar benua. Dimana untuk menghubungkannya diperlukan teknologi satelit. Menurut jaraknya satelit bisa dikategorikan menjadi :
*      Geostationary
*      Medium-Earth Orbit
*      Low-Earth Orbit


Gambar 3.34 Komunikasi Satelit

Komunikasi satelit menggunakan frekuensi / band.
Tabel 3.3 Frekuensi Kerja Satelit

Band
Downlink
Uplink
Bandwidth
Permasalahan
L
1.5 GHz
1.6GHz
15 MHz
Bandwidth rendah, saluran penuh
S
1.9 GHz
2.2 GHz
70 MHz
Bnadwidth rendah, saluran penuh
C
4.0 GHz
6 GHz
500 MHz
Interferensi Teresterial
Ku
11 GHz
14 GHz
500 MHz
Hujan
Ka
20 GHz
30 GHz
3500 MHz
Hujan, harga perangkat

Untuk menghubungi site yang lain, bisa dilakukan dengan Very Small Aperture Terminal (VSAT). VSAT adalah stasiun bumi 2 arah dengan antena parabola dengan diameter sekitar 3 – 10 meter.
Gambar 3.35 Komunikasi satelit dengan VSAT
BAB IV

  INTERNET PROTOCOL


IP adalah standard protokol dengan nomer STD 5. Standar ini juga termasuk untuk ICMP, dan IGMP. Spesifikasi untuk IP dapat dilihat di RFC 791, 950, 919, dan 992 dengan update pada RFC 2474. IP juga termasuk dalam protokol internetworking.

4.1. Pengalamatan IP

Alamat IP merupakan representasi dari 32 bit bilangan unsigned biner. Ditampilkan dalam bentuk desimal dengan titik. Contoh 10.252.102.23 merupakan contoh valid dari IP.

4.1.1.      Alamat IP (IP Address)

Pengalamatan IP dapat di lihat di RFC 1166 – Internet Number. Untuk mengidentifikasi suatu host pada internet, maka tiap host diberi IP address, atau internet address. Apabila host tersebut tersambung dengan lebih dari 1 jaringan maka disebut multi-homed dimana memiliki 1 IP address untuk masing-masing interface. IP Address terdiri dari :
IP Address = <nomer network><nomer host>
Nomer network diatur oleh suatu badan yaitu Regional Internet Registries (RIR), yaitu :
*      American Registry for Internet Number (ARIN), bertanggung jawab untuk daerah Amerika Utara, Amerika Selatan, Karibia, dan bagian sahara dari Afrika
*      Reseaux IP Europeens (RIPE), bertanggung jawab untuk daerah Eropa, Timur Tengah dan bagian Afrika
*      Asia Pasific Network Information Center (APNIC), bertanggung jawab untuk daerah Asia Pasific


IP address merupakan 32 bit bilangan biner dimana bisa dituliskan dengan bilangan decimal dengan dibagi menjadi 4 kolom dan dipisahkan dengan titik.
Bilangan biner dari IP address 128.2.7.9 adalah :
10000000 00000010 00000111 00001001
Penggunaan IP address adalah unik, artinya tidak diperbolehkan menggunakan IP address yang sama dalam satu jaringan.

4.1.2.      Pembagian Kelas Alamat IP (Class-based IP address)

Bit pertama dari alamat IP memberikan spesifikasi terhadap sisa alamat dari IP. Selain itu juga dapat memisahkan suatu alamat IP dari jaringan. Network. Alamat Network (network address) biasa disebut juga sebagai netID, sedangkan untuk alamat host (host address) biasa disebut juga sebagai hostID.
Ada 5 kelas pembagian IP address yaitu :


 


Gambar 4.1 Pembagian Kelas pada IP

Dimana :
*      Kelas A : Menggunakan 7 bit alamat network dan 24 bit untuk alamat host. Dengan ini memungkinkan adanya 27-2 (126) jaringan dengan 224-2 (16777214) host, atau lebih dari 2 juta alamat.
*      Kelas B : Menggunakan 14 bit alamat network dan 16 bit untuk alamat host. Dengan ini memungkinkan adanya 214-2 (16382) jaringan dengan 216-2 (65534) host, atau sekitar 1 juga alamat.
*      Kelas C : Menggunakan 21 bit alamat network dan 8 bit untuk alamat host. Dengan ini memungkin adanya 221-2 (2097150) jaringan dengan 28-2 (254) host, atau sekitar setengah juta alamat.
*      Kelas D : Alamat ini digunakan untuk multicast
*      Kelas E : Digunakan untuk selanjutnya.
Kelas A digunakan untuk jaringan yang memiliki jumlah host yang sangat banyak. Sedangkan kelas C digunakan untuk jaringan kecil dengan jumlah host tidak sampai 254. Sedangkan untuk jaringan dengan jumlah host lebih dari 254 harus menggunakan kelas B.

4.1.3.      Alamat IP yang Perlu Diperhatikan

*      Alamat dengan semua bit = 0, digunakan untuk alamat jaringan (network address). Contoh 192.168.1.0
*      Alamat dengan semua bit = 1, digunakan untuk alamat broadcast (broadcast address). Contoh 192.168.1.255
*      Alamat loopback, alamat dengan IP 127.0.0.0 digunakan sebagai alamat loopback dari sistem lokal.

4.2.          IP Subnet

Perkembangan internet yang semakin pesat, menyebabkan penggunaan IP semakin banyak, dan jumlah IP yang tersedia semakin lama semakin habis. Selain itu untuk pengaturan jaringan juga semakin besar karena jaringannya yang semakin besar. Untuk itu perlu dilakukan “pengecilan” jaringan yaitu dengan cara membuat subnet (subneting). Sehingga bentuk dasar dari IP berubah dengan pertambahan subnetwork atau nomer subnet, menjadi
<nomer jaringan><nomer subnet><nomer host> .

Jaringan bisa dibagi menjadi beberapa jaringan kecil dengan membagi IP address dengan pembaginya yang disebut sebagai subnetmask atau biasa disebut netmask. Netmask memiliki format sama seperti IP address.
Contoh penggunaan subnetmask :
*      Dengan menggunakan subnetmask 255.255.255.0, artinya jaringan kita mempunyai 28-2 (254) jumlah host.
*      Dengan menggunakan subnetmask 255.255.255.240, artinya pada kolom terakhir pada subnet tersebut 240 bila dirubah menjadi biner menjadi 11110000. Bit 0 menandakan jumlah host kita, yaitu 24-2 (14) host.

4.2.1.      Tipe Dari Subneting

Ada 2 tipe subneting yaitu static subneting dan variable length subneting.

4.2.1.1.  Static Subneting

Subneting yang digunakan hanya memperhatikan dari kelas dari IP address. Contoh untuk jaringan kelas C yang hanya memiliki 4 host digunakan subneting 255.255.255.0. Dalam hal penggunaan ini akan memudahkan karena apabila ada penambahan host tidak perlu lagi merubah subnetmask, tetapi akan melakukan pemborosan sebanyak 250 alamat IP.

4.2.1.2.  Variable Length Subneting Mask (VLSM)

Subneting yang digunakan berdasarkan jumlah host. Sehingga akan semakin banyak jaringan yang bisa dipisahkan.

4.2.1.3.  Gabungan Antara Static Subneting Dan Variable Length Subneting

Penggunaan subneting biasanya menggunakan static subneting. Tetapi karena suatu keperluan sebagian kecil jaringan tersebut menggunakan variable length subneting. Sehingga diperlukan router untuk menggabungkan kedua jaringan tersebut.
4.2.2.   Cara Perhitungan Subnet


4.2.2.1.    Menggunakan Static Subneting

Suatu jaringan menggunakan kelas A, menggunakan IP 10.252.102.23.
00001010 11111100 01100110 00010111                 Alamat 32 bit
10                    252                 102                  23       Alamat decimal
 Artinya 10 sebagai alamat network dan 252.102.23 sebagai alamat host. Kemudian administrator menentukan bahwa bit 8 sampe dengan bit ke 24 merupakan alamat subnet. Artinya menggunakan subnetmask 255.255.255.0 (11111111 11111111 11111111 00000000 dalam notasi bit). Dengan aturan bit 0 dan 1 maka jaringan tersebut memiliki 216-2 (65534) subnet dengan masing-masing subnet memiliki jumlah host maksimum sebanyak 28-2 (254).

4.2.2.2.    Menggunakan Variable Length Subneting

Suatu jaringan menggunakan kelas C, dengan IP address 165.214.32.0. Jaringan tersebut ingin membagi jaringannya menjadi 5 subnet dengan rincian :
*      Subnet #1 : 50 host
*      Subnet #2 : 50 host
*      Subnet #3 : 50 host
*      Subnet #4 : 30 host
*      Subnet #5 : 30 host
Hal ini tidak bisa dicapai dengan menggunakan static subneting. Untuk contoh ini, apabila menggunakan subneting 255.255.255.192 maka hanya akan terdapat 4 subnet dengan masing-masing subnet memiliki 64 host, yang dibutuhkan 5 subnet. Apabila menggunakan subnet 255.255.255.224, memang bisa memiliki sampe 8 subnet tetapi tiap subnetnya hanya memiliki jumlah host maksimal 32 host, padahal yang diinginkan ada beberapa subnet dengan 50 host. Solusinya adalah dengan membagi subnet menjadi 4 subnet dengan menggunakan subnetmask 255.255.255.192 dan subnet yang terakhir dibagi lagi dengan menggunakan subnetmask 255.255.255.224. Sehingga akan didapatkan 5 subnet, dengan subnet pertama sampe ketiga bisa mendapatkan maksimal 64 host dan subnet ke empat dan kelima memiliki 32 host.
4.3.    IP Routing

Fungsi utama dari sebuah IP adalah IP routing. Fungsi ini memberikan mekanisme pada router untuk menyambungkan beberapa jaringan fisik yang berbeda. Sebuah perangkat dapat difungsikan sebagai host maupun router.
Ada 2 tipe IP routing yaitu : direct dan indirect.
4.3.1.  Tipe Routing

4.3.1.1. Direct Routing

Apabila host kita dengan tujuan berada dalam 1 jaringan. Maka data kita bila dikirimkan ketujuan akan langsung dikirimkan dengan mengenkapsulasi IP datagram pada layer phisical. Hal ini disebut dengan Direct Routing.

4.3.1.2.  Indirect Routing

Apabila kita ingin mengirimkan suatu data ketujuan lain, dimana tujuan tersebut berada di jaringan yang berbeda dengan kita. Maka untuk itu dibutuhkan 1 IP address lagi yang digunakan sebagai IP gateway. Alamat pada gateway pertama (hop pertama) disebut indirect route dalam algoritma IP routing. Alamat dari gateway pertama yang hanya diperlukan oleh pengirim untuk mengirimkan data ke tujuan yang berada di jaringan yang berbeda. Pada Gambar 4.2 akan diperlihatkan perbedaan direct dan indirect routing.


Gambar 4.2 Direct dan Indirect Route – Host C memiliki direct route terhadap Host B dan D, dan memiliki indirect route terhadap host A melalui gateway B

4.3.2.      Table Routing

Menentukan arah dari berbagai direct route dapat dilihat dari list akan interface. Sedangkan untuk list jaringan dan gatewaynya dapat dikonfigurasi kemudian. List tersebut digunakan untuk fasilitas IP routing. Informasi tersebut disimpan dalam suatu tabel yang disebut table arah (Routing Table).
Tipe informasi yang ada pada table routing antara lain :
*      Direct route yang didapat dari interface yang terpasang
*      Indirect route yang dapat dicapai melalui sebuah atau beberapa gateway
*      Default route, yang merupakan arah akhir apabila tidak bisa terhubung melalui direct maupun indirect route.


Gambar 4.3 Skenario Table Routing

Gambar 4.3 menyajikan contoh suatu jaringan. Table Routing dari host D akan berisikan :
Destination                  Router                         Interface
129.7.0.0                         E                     Lan0
128.15.0.0                       D                    Lan0
128.10.0.0                       B                   Lan0
Default                                        B                   Lan0
127.0.0.1                     Loopback           Lo

Host D terhubung pada jaringan 128.15.0.0 maka digunakan direct route untuk jaringan ini. Untuk menghubungi jaringan 129.7.0.0 dan 128.10.0.0, diperlukan indirect route melalui E dan B. Sedangkan table routing untuk host F, berisikan :
Destination                  Router                        Interface
129.7.0.0                          F                                Wan0
Default                             E                                Wan0
127.0.0.1                     Loopback                        Lo

Karena jaringan selain 129.7.0.0 harus dicapai melalui E, maka host F hanya menggunakan default route melalui E.




4.3.3.      Algoritma IP Routing

Algoritma routing digambarkan pada Gambar 4.4.


 
Gambar 4.4 Algoritma Routing



4.4.    IP Private - Intranet

Kebutuhan IP address beriringan dengan meningkatnya penggunaan internet. Karena jumlah IP address yang digunakan semakin lama semakin habis. Untuk mengatasi permasalahan ini dilakukan penggunaan IP Private.
IP Private ini diatur dalam RFC 1918 – Address alocation for Private Internets. RFC ini menjelaskan penggunaan IP address yang harus unik secara global. Dan penggunaan beberapa bagian dari IP address tersebut yang digunakan untuk tidak terhubung langsung ke internet. Alamat IP ini digunakan untuk jalur intranet. Alamat alamat IP address tersebut adalah :
*      10.0.0.0 : digunakan untuk jaringan kelas A
*      172.16.0.0 – 172.31.0.0 : digunakan untuk jaringan kelas B
*      192.168.0.0 – 192.168.255.0 : digunakan untuk jaringan kelas C
Jaringan yang menggunakan alamat tersebut tidak akan diroutingkan dalam internet.

4.5.    Classless Inter-Domain Routing (CIDR)

Apabila kita membutuhkan IP address dengan jumlah host 500 dengan kelas IP C, maka kita harus memiliki 2 subnet. Karena untuk kelas C maksimal host adalah 254. Untuk masingmasing subnet tersebut harus dimasukkan kedalam table routing pada perangkat router di jaringan tersebut.
 Hal tersebut mengakibatkan jumlah entri dalam table routing akan semakin membengkak dan akan menguras sumber daya perangkat. Untuk mengatasi hal tersebut dapat digunakan Classless Inter-Domain Routing (CIDR). CIDR adalah routing yang tidak memperhatikan kelas dari alamat IP. CIDR dibahas pada RFC 1518 sampai 1520.
Contoh : Untuk mengkoneksikan 500 host dengan alamat IP kelas C diperlukan 2 subnet. IP address yang digunakan adalah 192.168.0.0/255.255.255.0 dengan 192.168.1.0/255.255.255.0, sehingga table routing pada perangkat router juga ada 2 subnet. Dengan menggunakan CIDR table routing pada perangkat cukup dengan menggunakan alamat 192.168.0.0/255.255.252.0 dengan ini hanya diperlukan 1 entri table routing untuk terkoneksi dengan jaringan tersebut.










4.6.  IP Datagram
Unit yang dikirim dalam jaringan IP adalah IP datagram. Dimana didalamnya terdapat header dan data yang berhubungan dengan layer diatasnya.
Gambar 4.5 Format IP Datagram
Dimana :
*       VERS : versi dari IP yang digunakan. Versi 4 artinya menggunakan IPv4, 6 artinya IPv6
*      HLEN : panjang dari IP header
*      Service : no urut quality of service (QoS)
*      Total Length : jumlah dari IP datagram
*      ID : nomer data dari pengirim apabila terjadi fragmentasi
*      Flags : penanda fragmentasi
*      Fragment offset : no urut data fragmen bisa data telah di fragmentasi
*      Time to Live (TTL) : lama waktu data boleh berada di jaringan, satuan detik
*      Protocol : nomer dari jenis protokol yang digunakan
*      Header checksum : digunakan untuk pengecekan apabila data rusak
*      Source IP address : 32 bit alamat pengirim
*      Destination IP Address : 32 bit alamat tujuan
*      IP options : digunakan apabila data diperlukan pengolahan tambahan
*      Padding : digunakan untuk membulatkan jumlah kolom IP options menjadi 32
*      Data : data yang dikirimkan berikut header di layer atasnya.

4.6.1.      Fragmentasi

Dalam perjalanannya menuju tujuan, data akan melewati berbagai macam interface yang berbeda. Dimana masing-masing interface memiliki kemampuan yang berbeda untuk mengirimkan frame data. Kemampuan ini disebut Maximum Transfer Unit (MTU). Batas maksimum data dapat ditempatkan dalam 1 frame. IP dapat memisahkan data yang terkirim menjadi sebesar MTU. Proses pemisahan ini disebut fragmentasi (fragmentation).

BAB V

PROTOKOL ROUTING


Salah satu fungsi dari protokol IP adalah membentuk koneksi dari berbagai macam bentuk interface yang berbeda. Sistem yang melakukan tugas tersebut disebut IP router. Tipe dari perangkat ini terpasang dua atau lebih bentuk interface dan meneruskan datagram antar jaringan. Ketika mengirim data ke tujuan, suatu host akan melewati sebuah router terlebih dahulu. Kemudian router akan meneruskan data tersebut hingga tujuannya. Data tersebut mengalir dari router satu ke router yang lain hingga mencapai host tujuannya. Tiap router melakukan pemilihan jalan untuk menuju ke hop berikutnya.

Gambar 5.1 Operasi Routing Sebuah Pada IP

Gambar 5.1 menunjukkan sebuah jaringan dimana host C meneruskan paket data antara jaringan X dan jaringan Y.
Routing table pada tiap perangkat digunakan untuk meneruskan paket data pada jaringan tiap segmen. Protocol routing mempunyai kemampuan untuk membangun informasi dalam routing table secara dinamik. Apabila terjadi perubahan jaringan routing protokol mampu memperbaharui informasi routing tersebut.



5.1.    Autonomous System

Definisi dari Autonomous System (AS) merupakan bagian dari memahami Routing Protocol. AS merupakan bagian logical dari Jaringan IP yang besar. AS biasanya dimiliki oleh sebuah organisasi jaringan. AS di administrasi oleh sebuah managemen resmi. AS dapat dikoneksikan dengan AS lainnya, baik public maupun private. Ilustrasi tentang AS dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Gambar 5.2 Autonomous System

Beberapa routing protocol digunakan untuk menentukan jalur pada sistem AS. Yang lainnya digunakan untuk interkoneksi pada suatu set autonoumous system, yaitu :
*      Interior Gateway Protocol (IGP) : dengan IGP router dapat saling tukar informasi routing antar AS. Contoh protokol ini antara lain Open Shortest Path First (OSPF) dan Routing Information Protocol (RIP).
*      External Gateway Protocol (EGP) : dengan EGP router dapat saling tukar hasil akhir (summary) antar AS. Contoh protokol ini antara lain Border Gateway Protocol (BGP).




5.2.    Tipe IP Routing dan Algoritma IP Routing

Algoritma routing digunakan untuk membangun dan mengatur table routing pada perangkat. Terdapat 2 cara untuk membangun table routing, yaitu :
*      Static Routing : routing ini dibangun berdasarkan definisi dari administrator
*      Dynamic Routing : algoritma ini dapat membuat perangkat router untuk dapat menentukan jalur routingnya secara otomatis, dengan cara menjelajah jaringan tersebut dan bertukar informari routing antar router. Terdapat 3 kategori tentang algoritma dinamik, yaitu :
*      Distance Vector
*      Link State
*      Hybrid

5.2.1.      Static Routing

Routing static adalah entri suatu route yang dilakukan oleh seorang administrator untuk mengatur jalur dari sebuah paket data. Entri routing table bisa dilakukan dengan program yang terdapat pada perangkat tersebut.

5.2.2.      Distance Vector Routing

Routing ini menggunakan algoritma Bellman-Ford. Dimana tiap router pada jaringan memiliki informasi jalur mana yang terpendek untuk menghubungi segmen berikutnya. Kemudian antar router akan saling mengirimkan informasi tersebut, dan akhirnya jalur yang lebih pendek akan lebih sering dipilih untuk menjadi jalur menuju ke host tujuan. Protokol yang menggunakan algoritma ini yaitu RIP.

5.2.3.      Link State Routing

Routing ini menggunakan teknik link state, dimana artinya tiap router akan mengolek informasi tentang interface, bandwidth, roundtrip dan sebagainya. Kemudian antar router akan saling menukar informasi, nilai yang paling efisien yang akan diambil sebagai jalur dan di entri ke dalam table routing. Informasi state yang ditukarkan disebut Link State Advertisement (LSA). Dengan menggunakan algoritma pengambilan keputusan Shortest Path First (SPF), informasi LSA tersebut akan diatur sedemikian rupa hingga membentu suatu jalur routing. Ilustrasi SPF dapat dilihat pada Gambar 5.3.


 
Gambar 5.3 Shortest Path First

Routing protokol yang menggunakan algoritma antara lain OSPF.

5.2.4.      Hybrid Routing

Routing merupakan gabungan dari Distance Vector dan Link State routing. Contoh penggunaan algoritma ini adalah EIGRP.

5.3.    Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)

EIGRP merupakan routing protocol yang dibuat CISCO. EIGRP termasuk routing protocol dengan algoritma hybrid.
EIGRP menggunakan beberapa terminologi, yaitu :
*      Successor : istilah yang digunakan untuk jalur yang digunakan untuk meneruskan paket data.
*      Feasible Successor : istilah yang digunakan untuk jalur yang akan digunakan untuk meneruskan data apabila successor mengalami kerusakan.
*      Neighbor table : istilah yang digunakan untuk tabel yang berisi alamat dan interface untuk mengakses ke router sebelah
*      Topology table : istilah yang digunakan untuk tabel yang berisi semua tujuan dari router sekitarnya.
*      Reliable transport protocol : EIGRP dapat menjamin urutan pengiriman data.
Perangkat EIGRP bertukar informasi hello packet untuk memastikan daerah sekitar. Pada bandwidth yang besar router saling bertukar informasi setiap 5 detik, dan 60 detik pada bandwidth yang lebih rendah.


5.4.    Port dan Socket



5.4.1.      Port

Port digunakan untuk melakukan proses komunikasi dengan proses lain pada jaringan TCP/IP. Port menggunakan nomer 16 bit, digunakan untuk komunikasi host-to-host. Tipe port ada 2 macam yaitu :
*      Well-known : port yang sudah dimiliki oleh server. Contoh : telnet menggunakan port 23. Well-known port memiliki range dari 1 hingga 1023. Port Well-known diatur oleh Internet Assigned Number Authority (IANA) dan dapat digunakan oleh proses sistem dengan user tertentu yang mendapatkan akses.
*      Ephemeral : client tidak menggunakan port well-known karena untuk berkomunikasi dengan server, mereka sudah melakukan perjanjian terlebih dahulu untuk menggunakan port mana. Ephemeral port memiliki range dari 1023 hingga 65535. Untuk 1 nomer port tidak bisa digunakan oleh 2 aplikasi yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.

5.4.2.       Socket

Interface socket merupakan bagian dari Application Programming Interface (API) yang digunakan untuk protokol komunikasi.
Terminologi yang digunakan :
*      Socket merupakan tipe spesial dari file handle, dimana digunakan oleh sistem operasi untuk mengakses jaringan
*      Alamat soket adalah : <protocol, local address, local process> contoh : <tcp, 193.44.234.3, 12345>
*      Pembicaraan (conversation) : link komunikasi antar 2 proses
*      Asosiasi (Association) : kejadian komunikasi antar 2 proses <protocol, local-address, local-process, foreign-address, foreign-process>
*      Contoh : <tcp, 193.44.234.4, 1500, 193.44.234.5, 21>
*      Setengah Asosiasi (half-association) : < protocol, local-address, local-process> atau <protocol, foreign-address, foreign-process>
*      Half-association disebut juga transport address.

5.5.      Transmission Control Protocol (TCP)

TCP merupakan standar protokol dengan STD nomer 7. Spesifikasi TCP dapat dilihat pada RFC 793 – Transmission Control Protocol. TCP memberikan fasilitas untuk aplikasi dibandingkan UDP, karena TCP memberikan error recovery, flow control, dan reliabilitas. TCP biasa disebut juga sebagai protokol berbasis connection-oriented. 2 Proses komunikasi menggunakan koneksi TCP disebut InterProcess Communication (IPC). IPC diilustrasikan seperti pada Gambar 5.4.

Gambar 5.4  IPC

5.5.1.      Format Segmen TCP

Format TCP dapat dilihat pada Gambar 5.5.
Gambar 5.5  Format TCP

Dimana :

*      Source Port : 16 bit nomer port. Digunakan untuk menerima reply
*      Destination port : 16 bit nomer port tujuan
*      Sequence Number : nomwer awal data pada segmen
*      Acknowledge number : apabila ACK diset maka ini menjadi nomer urut data yang akan diterima
*      Data offset : nomer dimana bagian data mulai
*      Reserved : untuk kegunaan masa depan, diset 0
*      URG : mengaktifkan titik yang darurat pada suatu segmen
*      ACK : kolom acknowledge
*      PSH : fungsi push
*      RST : mereset suatu koneksi
*      SYN : untuk mensinkronisasi nomer urutan
*      FIN : batas akhir data
*      Window : nomer window untuk proses windowing
*      Checksum : nomer yang digunakan untuk mengecek validitas pengirim dan penerima
*      Urgent Pointer : menunjuk pada titik yang darurat pada suatu segmen
*      Options : digunakna untuk pilihan lain pada datagram
*      Padding : digunakan untuk membulatkan data pada bagian options





5.5.2.       Interface Pemrograman Pada Aplikasi TCP

Fungsi yang digunakan pada komunikasi TCP antara lain :
*      Open : membuka koneksi dengan memasukkan beberapa parameter antara lain :

*      Actif / Pasif
*      Informasi soket tujuan
*      Nomer port local
*      Nilai timeout
*      Send : mengirimkan buffer data ke tujuan
*      Receive : Menerima dan mengcopy data kepada buffer milik pengguna
*      Close : menutup koneksi
*      Status : melihat informasi
*      Abort : membatalkan semua kegiatan send atau receive


5.5.3.       Aplikasi yang menggunakan TCP

Hampir keseluruhan aplikasi jaringan menggunakan TCP, standar aplikasi yang menggunakan TCP antara lain :
*      Telnet
*      File Transfer Protocol (FTP)
*      Simple Mail Transfer Protocol (SMTP)
*      Hyper-Text Transfer Protocol (HTTP)




















BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

                                      


http://unilanet.unila.ac.id/~gigih/Kuliah/jarkom/jarkom.pdf

0 komentar:

Posting Komentar